Moving Averages (MA)
Moving Averages (MA) adalah pergerakan rata-rata harga penutupan dalam suatu periode tertentu. Dengan MA kita dapat melihat trend harga yang terjadi. Bila MA bergerak ke atas berarti trend sedang naik dan begitu pula sebaliknya. Bila harga menembus MA berarti trend sedang berubah.
Semakin pendek periode waktu yang digunakan semakin cepat MA memberikan indikasi perubahan trend tetapi semakin sering terjadi salah prediksi (false signal).
Semakin panjang periode waktu yang digunakan semakin lambat MA memberikan indikasi perubahan trend tetapi dapat mengurangi kesalahan prediksi. Karenanya sering digunakan lebih dari satu periode MA. Panjang pendek periode yang digunakan tergantung pada tujuan investasi jangka panjang atau pendek.
Moving Averages ada beberapa macam, salah satunya yaitu Simple Moving Averages (SMA) & Exponential Moving Averages(EMA). Prinsip dasar keduanya sama hanya beda perhitungan saja.
SMA : lebih halus mengurangi fake signal, deteksi lebih lambat sesuai kejadian sebelumnya.
EMA : deteksi cepat sesuai dengan kejadian saat ini, sering terjadi false signal.
Cara terbaik menggunakan Moving Averages adalah dengan menggunakan lebih dari satu periode MA dalam chart sehingga dapat melihat pergerakan jangka pendek dan jangka panjang. Gunakan MA 5, MA 20, MA 60. Bila dua periode MA saling bersilangan merupakan signal perubahan trend sebagai indikasi buy atau sell.
Untuk investasi jangka panjang MA sangat sering digunakan sebagai penentu trend.
Bollinger Bands
Bollinger Bands digunakan untuk mengukur tingkat Volatility (kestabilan pergerakan harga). Ketika harga cenderung diam bands akan merapat dan ketika harga aktif bands akan melebar.
Bollinger Bands juga berfungsi sebagai Support & Resistance dimana harga cenderung bergerak bolak-balik antara batas atas dan batas bawah (Bollinger Bounce).
Bolinger Bands sangat membantu bila pergerakan harga sideway (konsolidasi). Dan dapat memberikan signal Breakout.
Bollinger Squeezze dapat digunakan sebagai tanda dimulainya suatu trend baru, yaitu bila bands semakin merapat biasanya menandakan akan terjadi pergerakan yang signifikan. Bila harga menembus batas bands makan harga akan bergerak berkelanjutan.
Pada beberapa indikator sering dilengkapi dengan poros tengah Bollinger Bands yang dapat juga digunakan sebagai indikasi trend.
PARABOLIC SAR
Parabolic SAR memberikan indikasi kapan suatu trend dimulai dan kapan trend berakhir. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan dalam mengambil posisi maupun keluar posisi.
Parabolic SAR sangat mudah digunakan. Jika titik-titik berada di bawah adalah tanda posisi BUY sedangkan jika titik-titik berada di atas sebagai tanda SELL.
Kelemahan Parabolic SAR adalah jika pergerakan harga mendatar dan sering memberikan false signal.
Sebaiknya digunakan untuk pasar yang memiliki karakteristik perubahan harga dalam periode yang agak panjang.
MACD
MACD singkatan dari Moving Averages Convergence Divergence. Digunakan untuk mengidentifikasikan Moving Averages yang berindikasi dimulainya trend baru.
Dengan MACD kita dapat melihat 3 buah indikator. Pertama adalah garis MA periode pendek (fast), kedua adalah garis MA periode panjang (slow) dan ketiga adalah susunan histogram atau garis yang menggambarkan ukuran jarak antara kedua MA tersebut.
MACD Crossover
Karena kedua Moving Average (MA) memiliki kecepatan yang berbeda, MA fast akan lebih cepat bereaksi mengikuti perubahan harga dibandingkan MA slow. Ketika trend baru terbentuk MA fast akan menyilang (cross) MA slow. Saat terjadi crossover tersebut menandakan bahwa trend baru mulai terjadi.
Signal kedua yaitu apabila MA pada MACD telah menembus garis centerline MACD.
Kelemahan dari MACD adalah lambat dalam memberikan signal. Karena bagaimanapun MACD terbentuk dari rata-rata harga yang terjadi sebelumnya.
Kelebihannya yaitu MACD jarang memberikan false signal karena lebih halus geraknya. MACD tidak menunjukan signal kondisi oversold atau overbought.
Prinsip dasar MACD yang harus diperhatikan adalah :
1. MACD akan bergerak membentuk puncak tertinggi hingga mencapai lembah terendah. Begitu pula sebaliknya.
2. Ada 3 kemungkinan pergerakan harga terhadap MACD :
• Harga akan bergerak sesuai MACD
• Harga bergerak berlawanan MACD tetapi kemudian akan mengikuti sesuai MACD disebut Divergent Covergent
• Harga akan bergerak sideway hingga akhir trend MACD
Dengan prinsip ini kita akan mendapatkan profit yang maksimal dengan kemungkinan loss kecil.
Sebagai indikator pendukung MACD dapat digunakan Stochastic Slow 8,3,3 untuk menentukan puncak & lembah MACD atau area oversold-overbought.
Stochastic
Stochastic adalah indikator lain yang dapat membaca kapan suatu trend akan berakhir. Stochastic menentukan kondisi pasar Overbought (jenuh beli) atau Oversold (jenuh jual).
Stochastic
memiliki skala 0 – 100, jika garis stochastic mencapai skala 70
menandakan Overbought dan harga akan turun setelah garis meninggalkan
skala 70. Sedangkan jika garis stochastic mencapai skala 30 menandakan
Oversold dan harga akan naik kembali setelah garis meninggalkan skala
30. Signal Entry & Exit pada Stochastic yaitu pada saat stoch meninggalkan area overbought atau oversold.
Stochastic memiliki dua garis %K & %D biasa disebut trigger line, jika kedua garis saling bersilangan dapat dijadikan sebagai signal entry atau exit. Sayangnya signal trigger menjadi kurang akurat karena sering memberikan false signal.
Relative Strenght Index (RSI)
RSI hampir sama dengan stochastic yaitu menunjukan kondisi Overbought dan Oversold.
Skala RSI adalah 0 – 100, dengan skala 80 sebagai batasan Overbought dan 20 sebagai batasan Oversold. Cara membaca RSI sama dengan Stochastic.
Kelebihan RSI adalah dapat digunakan sebagai konfirmasi terhadap perubahan tren yang terjadi. Sehingga sering digunakan untuk menghindari signal palsu. Bila garis RSI menembus level 50 maka trend benar-benar sudah terbentuk, perhatikan gambar di atas.
OSCILLATOR & MOMENTUM
Oscillator / Leading Indicator.
Kelebihan Leading Indicator yaitu memberikan indikasi sebelum trend berubah.
Kelemahannya sering memberikan signal palsu.
Indicator yang termasuk kategori oscillator yaitu Stochastic, Parabolic SAR & RSI
Momentum / Lagging Indicator.
Kelebihan Lagging Indicator yaitu memberikan signal setelah trend benar-benar terbentuk.
Kelemahannya indikasi yang ditunjukkan lebih lambat.
Indicator yang termasuk kategori ini yaitu MACD dan MA
Kedua indikator ini dapat saling mendukung bila digunakan bersamaan tetapi terkadang juga justru akan saling bertentangan (konflik).
Oscillator / Leading Indicator
Pada contoh di atas RSI, Stochastic & Parabolic SAR memberi signal BUY, kemudian RSI & Stochastic mengindikasikan kondisi Overbougt cukup lama sementara Parabolic SAR masih mengindikasikan Uptrend. Kemudian RSI, Stochastic & Parabolic SAR mengindikasikan signal SELL.
Pada contoh gambar di atas (2 kasus pertama) RSI, Stochastic memberi signal BUY sementara Parabolic SAR hanya memberi signal BUY beberapa bar setelahnya tetapi harga malahan meluncur turun dan Parabolic SAR kembali menunjukkan SELL.
Pada 2 kasus berikutnya Stochastic memberi signal BUY sedangkan RSI tidak memberi signal dan Parabolic SAR tetap memberi signal SELL. Karena itu jika ketiga indikator tersebut tidak memberikan jawaban yang sama lebih baik untuk tidak mengambil posisi.
Momentum / Lagging Indicator
Pada contoh di atas MACD Crossover memberi signal BUY dan EMA Crossover memberi signal BUY, kemudian disusul EMA memberi konfirmasi BUYdan harga melejit naik.
Pada kasus berikutnya MACD Crossover memberi signal SELL kemudian dikonfirmasi dengan signal SELL dari EMA Crossover, sayangnya harga tidak turun. Setelah harga naik MACD memberi signal BUY kembali diikuti oleh EMA. Kasus berikutnya MACD memberi signal SELL dan EMA memberi signal SELL dan harga turun.
Setiap indikator memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga biasanya digunakan kombinasi 2-3 indikator yang berbeda. Jangan ambil posisi kecuali 2-3 indikator yang digunakan mengindikasikan hal yang sama. Tetapi jangan menggunakan indikator terlalu banyak karena akan membingungkan.
TIME FRAME (SKALA WAKTU)
Skala waktu yang digunakan akan sangat mempengaruhi keputusan yang harus Anda ambil. Penggunaan skala waktu tergantung kepada jenis trading Anda apakah Long Term atau Short Term.
1. Long Term (jangka panjang).
Periode yang digunakan adalah harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan.
Keuntungan :
- Tidak perlu setiap hari memantau perkembangan harga.
- Sedikit transaksi sehingga mengurangi komisi atau spread (perbedaan harga jual/beli) yang harus dibayar.
- Analisa tidak tergesa-gesa sehingga bisa lebih akurat.
Kerugian :
- Pergerakan harga besar sehingga butuh ketahanan dana yang besar.
- Kemungkinan terjadi kerugian dalam waktu lama.
2. Short Term (jangka pendek)
Periode yang digunakan adalah 1 jam. Dan hold posisi maksimal 1 minggu.
Keuntungan :
- Lebih banyak peluang trading
- Kerugian dalam jangka waktu yang lama berkurang
- Cukup waktu untuk melakukan analisa.
- Dana yang digunakan sedang tidak besar dan tidak kecil.
Kerugian :
- Komisi atau spread yang harus ditanggung cukup besar
- Terkena biaya overnight.
3. Intraday (Harian)
Peiode yang digunakan biasanya 1, 5, 15 menit. Hold posisi hanya dalam 1 hari saja.
Keuntungan :
- Banyak kesempatan untuk trading
- Tidak terkena biaya overnight
- Kerugian cukup singkat.
- Dana yang digunakan tidak perlu besar.
Kerugian :
- Harus terus memantau pergerakan harga harian
- Mental harus kuat
- Biaya transaksi besar
- Profit dibatasi dalam 1 hari.
Gunakan 2 atau 3 Skala Waktu bersamaan untuk memutuskan posisi apa yang harus Anda ambil.
Gunakan Skala Waktu dengan periode lebih panjang untuk mengetahui tend harga sebenarnya.
Contoh :
60 minutes chart
Indikator pada chart di bawah menunjukkan Bullish (Uptrend)
Daily chart
Pada kasus yang sama, daily chart ternyata menunjukkan trend masih Bearish (Downtrend)
Moving Averages (MA) adalah pergerakan rata-rata harga penutupan dalam suatu periode tertentu. Dengan MA kita dapat melihat trend harga yang terjadi. Bila MA bergerak ke atas berarti trend sedang naik dan begitu pula sebaliknya. Bila harga menembus MA berarti trend sedang berubah.
Semakin pendek periode waktu yang digunakan semakin cepat MA memberikan indikasi perubahan trend tetapi semakin sering terjadi salah prediksi (false signal).
Semakin panjang periode waktu yang digunakan semakin lambat MA memberikan indikasi perubahan trend tetapi dapat mengurangi kesalahan prediksi. Karenanya sering digunakan lebih dari satu periode MA. Panjang pendek periode yang digunakan tergantung pada tujuan investasi jangka panjang atau pendek.
Moving Averages ada beberapa macam, salah satunya yaitu Simple Moving Averages (SMA) & Exponential Moving Averages(EMA). Prinsip dasar keduanya sama hanya beda perhitungan saja.
SMA : lebih halus mengurangi fake signal, deteksi lebih lambat sesuai kejadian sebelumnya.
EMA : deteksi cepat sesuai dengan kejadian saat ini, sering terjadi false signal.
Cara terbaik menggunakan Moving Averages adalah dengan menggunakan lebih dari satu periode MA dalam chart sehingga dapat melihat pergerakan jangka pendek dan jangka panjang. Gunakan MA 5, MA 20, MA 60. Bila dua periode MA saling bersilangan merupakan signal perubahan trend sebagai indikasi buy atau sell.
Untuk investasi jangka panjang MA sangat sering digunakan sebagai penentu trend.
Bollinger Bands
Bollinger Bands digunakan untuk mengukur tingkat Volatility (kestabilan pergerakan harga). Ketika harga cenderung diam bands akan merapat dan ketika harga aktif bands akan melebar.
Bollinger Bands juga berfungsi sebagai Support & Resistance dimana harga cenderung bergerak bolak-balik antara batas atas dan batas bawah (Bollinger Bounce).
Bolinger Bands sangat membantu bila pergerakan harga sideway (konsolidasi). Dan dapat memberikan signal Breakout.
Bollinger Squeezze dapat digunakan sebagai tanda dimulainya suatu trend baru, yaitu bila bands semakin merapat biasanya menandakan akan terjadi pergerakan yang signifikan. Bila harga menembus batas bands makan harga akan bergerak berkelanjutan.
Pada beberapa indikator sering dilengkapi dengan poros tengah Bollinger Bands yang dapat juga digunakan sebagai indikasi trend.
PARABOLIC SAR
Parabolic SAR memberikan indikasi kapan suatu trend dimulai dan kapan trend berakhir. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan dalam mengambil posisi maupun keluar posisi.
Parabolic SAR sangat mudah digunakan. Jika titik-titik berada di bawah adalah tanda posisi BUY sedangkan jika titik-titik berada di atas sebagai tanda SELL.
Kelemahan Parabolic SAR adalah jika pergerakan harga mendatar dan sering memberikan false signal.
Sebaiknya digunakan untuk pasar yang memiliki karakteristik perubahan harga dalam periode yang agak panjang.
MACD
MACD singkatan dari Moving Averages Convergence Divergence. Digunakan untuk mengidentifikasikan Moving Averages yang berindikasi dimulainya trend baru.
Dengan MACD kita dapat melihat 3 buah indikator. Pertama adalah garis MA periode pendek (fast), kedua adalah garis MA periode panjang (slow) dan ketiga adalah susunan histogram atau garis yang menggambarkan ukuran jarak antara kedua MA tersebut.
MACD Crossover
Karena kedua Moving Average (MA) memiliki kecepatan yang berbeda, MA fast akan lebih cepat bereaksi mengikuti perubahan harga dibandingkan MA slow. Ketika trend baru terbentuk MA fast akan menyilang (cross) MA slow. Saat terjadi crossover tersebut menandakan bahwa trend baru mulai terjadi.
Signal kedua yaitu apabila MA pada MACD telah menembus garis centerline MACD.
Kelemahan dari MACD adalah lambat dalam memberikan signal. Karena bagaimanapun MACD terbentuk dari rata-rata harga yang terjadi sebelumnya.
Kelebihannya yaitu MACD jarang memberikan false signal karena lebih halus geraknya. MACD tidak menunjukan signal kondisi oversold atau overbought.
Prinsip dasar MACD yang harus diperhatikan adalah :
1. MACD akan bergerak membentuk puncak tertinggi hingga mencapai lembah terendah. Begitu pula sebaliknya.
2. Ada 3 kemungkinan pergerakan harga terhadap MACD :
• Harga akan bergerak sesuai MACD
• Harga bergerak berlawanan MACD tetapi kemudian akan mengikuti sesuai MACD disebut Divergent Covergent
• Harga akan bergerak sideway hingga akhir trend MACD
Dengan prinsip ini kita akan mendapatkan profit yang maksimal dengan kemungkinan loss kecil.
Sebagai indikator pendukung MACD dapat digunakan Stochastic Slow 8,3,3 untuk menentukan puncak & lembah MACD atau area oversold-overbought.
Stochastic
Stochastic adalah indikator lain yang dapat membaca kapan suatu trend akan berakhir. Stochastic menentukan kondisi pasar Overbought (jenuh beli) atau Oversold (jenuh jual).
Stochastic memiliki dua garis %K & %D biasa disebut trigger line, jika kedua garis saling bersilangan dapat dijadikan sebagai signal entry atau exit. Sayangnya signal trigger menjadi kurang akurat karena sering memberikan false signal.
Relative Strenght Index (RSI)
RSI hampir sama dengan stochastic yaitu menunjukan kondisi Overbought dan Oversold.
Skala RSI adalah 0 – 100, dengan skala 80 sebagai batasan Overbought dan 20 sebagai batasan Oversold. Cara membaca RSI sama dengan Stochastic.
Kelebihan RSI adalah dapat digunakan sebagai konfirmasi terhadap perubahan tren yang terjadi. Sehingga sering digunakan untuk menghindari signal palsu. Bila garis RSI menembus level 50 maka trend benar-benar sudah terbentuk, perhatikan gambar di atas.
OSCILLATOR & MOMENTUM
Oscillator / Leading Indicator.
Kelebihan Leading Indicator yaitu memberikan indikasi sebelum trend berubah.
Kelemahannya sering memberikan signal palsu.
Indicator yang termasuk kategori oscillator yaitu Stochastic, Parabolic SAR & RSI
Momentum / Lagging Indicator.
Kelebihan Lagging Indicator yaitu memberikan signal setelah trend benar-benar terbentuk.
Kelemahannya indikasi yang ditunjukkan lebih lambat.
Indicator yang termasuk kategori ini yaitu MACD dan MA
Kedua indikator ini dapat saling mendukung bila digunakan bersamaan tetapi terkadang juga justru akan saling bertentangan (konflik).
Oscillator / Leading Indicator
Pada contoh di atas RSI, Stochastic & Parabolic SAR memberi signal BUY, kemudian RSI & Stochastic mengindikasikan kondisi Overbougt cukup lama sementara Parabolic SAR masih mengindikasikan Uptrend. Kemudian RSI, Stochastic & Parabolic SAR mengindikasikan signal SELL.
Pada contoh gambar di atas (2 kasus pertama) RSI, Stochastic memberi signal BUY sementara Parabolic SAR hanya memberi signal BUY beberapa bar setelahnya tetapi harga malahan meluncur turun dan Parabolic SAR kembali menunjukkan SELL.
Pada 2 kasus berikutnya Stochastic memberi signal BUY sedangkan RSI tidak memberi signal dan Parabolic SAR tetap memberi signal SELL. Karena itu jika ketiga indikator tersebut tidak memberikan jawaban yang sama lebih baik untuk tidak mengambil posisi.
Momentum / Lagging Indicator
Pada contoh di atas MACD Crossover memberi signal BUY dan EMA Crossover memberi signal BUY, kemudian disusul EMA memberi konfirmasi BUYdan harga melejit naik.
Pada kasus berikutnya MACD Crossover memberi signal SELL kemudian dikonfirmasi dengan signal SELL dari EMA Crossover, sayangnya harga tidak turun. Setelah harga naik MACD memberi signal BUY kembali diikuti oleh EMA. Kasus berikutnya MACD memberi signal SELL dan EMA memberi signal SELL dan harga turun.
Setiap indikator memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga biasanya digunakan kombinasi 2-3 indikator yang berbeda. Jangan ambil posisi kecuali 2-3 indikator yang digunakan mengindikasikan hal yang sama. Tetapi jangan menggunakan indikator terlalu banyak karena akan membingungkan.
TIME FRAME (SKALA WAKTU)
Skala waktu yang digunakan akan sangat mempengaruhi keputusan yang harus Anda ambil. Penggunaan skala waktu tergantung kepada jenis trading Anda apakah Long Term atau Short Term.
1. Long Term (jangka panjang).
Periode yang digunakan adalah harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan.
Keuntungan :
- Tidak perlu setiap hari memantau perkembangan harga.
- Sedikit transaksi sehingga mengurangi komisi atau spread (perbedaan harga jual/beli) yang harus dibayar.
- Analisa tidak tergesa-gesa sehingga bisa lebih akurat.
Kerugian :
- Pergerakan harga besar sehingga butuh ketahanan dana yang besar.
- Kemungkinan terjadi kerugian dalam waktu lama.
2. Short Term (jangka pendek)
Periode yang digunakan adalah 1 jam. Dan hold posisi maksimal 1 minggu.
Keuntungan :
- Lebih banyak peluang trading
- Kerugian dalam jangka waktu yang lama berkurang
- Cukup waktu untuk melakukan analisa.
- Dana yang digunakan sedang tidak besar dan tidak kecil.
Kerugian :
- Komisi atau spread yang harus ditanggung cukup besar
- Terkena biaya overnight.
3. Intraday (Harian)
Peiode yang digunakan biasanya 1, 5, 15 menit. Hold posisi hanya dalam 1 hari saja.
Keuntungan :
- Banyak kesempatan untuk trading
- Tidak terkena biaya overnight
- Kerugian cukup singkat.
- Dana yang digunakan tidak perlu besar.
Kerugian :
- Harus terus memantau pergerakan harga harian
- Mental harus kuat
- Biaya transaksi besar
- Profit dibatasi dalam 1 hari.
Gunakan 2 atau 3 Skala Waktu bersamaan untuk memutuskan posisi apa yang harus Anda ambil.
Gunakan Skala Waktu dengan periode lebih panjang untuk mengetahui tend harga sebenarnya.
Contoh :
60 minutes chart
Indikator pada chart di bawah menunjukkan Bullish (Uptrend)
Yang terjadi adalah :
Daily chart
Pada kasus yang sama, daily chart ternyata menunjukkan trend masih Bearish (Downtrend)
Dan yang terjadi kemudian trend Bearish masih berlanjut.