TEORI ANALISA FUNDAMENTAL

Analisa Fundamental yaitu suatu metoda meramalkan pergerakan harga ke depan yang didasarkan pada faktor ekonomi, politik, lingkungan dan faktor-faktor lain yang relevan serta data-data statistik keuangan. Prinsip dasar dari analisa fundamental yaitu dengan mengamati berita-berita baik kondisi politik maupun ekonomi atau laporan-laporan ekonomi dari berbagai sumber yang berpotensi untuk mempengaruhi tingkat Supply dan Demand.

Kelebihan analisa fundamental dibandingkan analisa teknikal yaitu dapat memprediksi pergerakan harga jauh ke depan.

Sekilas tentang Siklus Ekonomi
Kondisi perekonomian secara umum dapat digambarkan dalam suatu siklus yang berulang.



Pada phase “expansion” aktivitas bisnis berkembang, produksi & permintaan (demand) bertambah, lapangan pekerjaan meningkat, kesejahteraan membaik, tingkat penjualan bertambah, gedung-gedung dibangun. Dalam kondisi ini normalnya para pengusaha maupun masyarakat akan meminjam uang (kredit) untuk mengembangkan usahanya, yang menyebabkan suku bunga meningkat. Hingga pada puncaknya permintaan barang akan melebihi kemampuan supply sementara uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak dan hargapun melonjak, keadaan ini disebut “inflasi”.

Kemudian terjadilah phase “resesi”, dimana daya beli menjadi berkurang, permintaan menurun, aktivitas ekonomi tesendat, lapangan kerja berkurang. Hingga akhirnya supply melebihi permintaan dan harga-harga menjadi murah, keadaan ini disebut “deflasi”. Dengan rendahnya harga-harga maka pembangunan pun mulai menggeliat lagi dan kembali ke phase pertama.

Intinya adalah jika terjadi inflasi artinya harga-harga akan tinggi dan nilai tukar mata uang rendah.

Karenanya pemerintahan suatu negara akan berusaha menekan laju inflasi dengan mengontrol supply uang di masyarakat melalui kebijakan tingkat suku bunga bank centralnya.


Kondisi politik & perekonomian Amerika sangat berpengaruh kepada kondisi perekonomian dunia, karena itu news dan data ekonomi AS sering dijadikan sebagai acuan oleh para investor terhadap pergerakan mata uang utama dunia.

Federal Open Market Committee (FOMC)
Adalah lembaga bagian dari Federal Reserve (bank sentral Amerika) yang menetapkan kebijakan tingkat suku bunga dan kredit. FOMC merupakan lembaga pembuat kebijakan yang paling penting dalam sistem Federal Reserve. Lembaga yang saat ini diketuai oleh Ben Bernanke ini biasanya secara periodik mengadakan 8 kali pertemuan dalam setahun untuk memutuskan apakah perlu atau tidak adanya perubahan dalam kebijakan moneter.

FOMC Minutes

Adalah pengumuman dari Federal Reserve yang menjelaskan tentang pertemuan yang diadakan lembaga penentu kebijakan moneter Amerika ini sebelumnya.

ECONOMIC INDICATORS
Leading economic indicators adalah suatu data indikasi awal dari naik & turunnya siklus ekonomi yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi perekonomian ke depan.
News & data perekonomian dapat dilihat di :
• http://www.actionforex.com : News, Economic Indicator, Central Bank Rates dll
• http://today.reuters.com/news/home.aspx : News, Market Review
• http://www.bloomberg.com/news/markets/currencies.html : News, Market Review
• http://www.caf-institute.com/ : Data & berita ekonomi dalam Bahasa Indonesia
• http://www.asiafxonline.com/ : Kalender ekonomi, Market Review Bahasa Indonesia
• http://www.forexfactory.com/ : Kalender ekonomi (bisa di set waktu WIB)
• http://www.dailyfx.com/calendar/briefing/ : Kalender ekonomi khusus US

• http://www.easy-forex.com/en/ : Kalender ekonomi yg biasanya cepat di update

KALENDER EKONOMI

Kalender Ekonomi adalah jadwal penerbitan Laporan Ekonomi dari berbagai aspek yang dikeluarkan oleh lembaga ekonomi pemerintah suatu negara maupun lembaga independent. Hasil laporan tersebut sering dijadikan Leading Economic Indicator oleh pelaku pasar untuk mengambil aksi.



Previous / Prior : Data laporan sebelumnya
Consensus / Forecast : Perkiraan data yang akan diumumkan
Actual : Data laporan yang sudah diumumkan

Revised : Revisi data

Nilai consensus / forecast pada kalender ekonomi didapat dari data-data statistik sebelumnya yang dihitung secara matematika statistik yang diproyeksi kedepan. Dengan perhitungan forecast skala besar para analis dapat memprediksi kondisi perekonomian jauh kedepan bahkan untuk satu tahun kedepan. Untuk melihat forecast indicator ekonomi jangka panjang dapat dilihat di : http://www.forecasts.org/index.htm

Umumnya Analisa Fundamental digunakan oleh para investor kelas kakap dengan margin yang kuat untuk mengambil keputusan investasi jangka panjang (long term). Selain itu analisa fundamental membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam menganalisis kondisi perekonomian secara global.

Ada banyak metoda statistik untuk menghitung forecast. (Berhubung butuh waktu 4 tahun untuk belajar ilmu statistik + 4 tahun lagi untuk belajar ilmu ekonomi, maka dengan terpaksa saya tidak bisa jelaskan disini…. Karena saya sendiri juga tidak ngerti…. hehehe )
Oce kita lanjutkan…..


Dengan adanya kalender ekonomi kita tidak perlu lagi menghitung secara matematika statistik yang cukup rumit. Hanya saja proyeksi yang dihasilkan untuk jangka pendek. Data ekonomi yang diumumkan dapat digunakan untuk menilai apakah pergerakan harga akan berkelanjutan atau sebagai titik tolak perubahan arah trend.



PREDIKSI DATA EKONOMI US TERHADAP NILAI TUKAR UANG Economic

Fed Menaikkan Discount Rate >> USD Menguat
Naiknya tingkat suku bunga Bank Central akan mengurangi tingkat kredit dan supply uang berkurang.  
Fed Reserves of Matched Sales >> USD Menguat
Fed menjual surat-surat berharga, akan mengurangi uang beredar dan secara umum menaikkan suku bunga.
Fed Repurchase Agreements >> USD Melemah
Fed membeli kembali surat-surat berharga, dan suku bunga turun.
Harga Minyak Dunia Naik >> USD Menguat

Harga Emas Dunia Naik >> USD Melemah


SHORT TERM STRATEGI
Untuk trader short term dapat memanfaatkan moment-moment menjelang dirilisnya news penting. Biasanya menjelang suatu news penting akan dirilis, market akan berkonsolidasi dan bergerak sideway menunggu news diumumkan.


Setelah news dirilis harga akan bergerak sangat signifikan dan fluktuatif setelah news penting dirilis, bahkan dapat bergerak lebih dari 50 pips dalam beberapa menit saja.



Strategi :

  1. Sebelum suatu news penting dirilis biasanya harga akan berkonsolidasi, untuk menghadapinya dapat digunakan strategi brakeout. Supaya lebih jelas memantau pergerakan harga gunakan time frame 1 menit.
  2. Cara lain adalah dengan mengabaikan news dan tetap mengikuti trend yang terjadi sesuai indikator yang ada. Karena news terkadang hanya temporer dan harga akan bergerak sesuai dengan trend jangka panjang yang ditunjukkan oleh indikator.

PENJELASAN ISTILAH :
Business Inventories
Angka persediaan barang yang telah diproduksi namun belum terjual. Merupakan salah satu komponen dalam perhitungan GDP dan dapat memberikan petunjuk penting mengenai arah perekonomian di masa yang akan datang.

Consumer Price Index (CPI)
Adalah data yang mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh konsumen (dalam rata-rata) untuk berbagai barang dan jasa tertentu (lebih kurang 200 macam kategori). CPI merupakan indikator inflasi yang paling umum digunakan dan dianggap juga sebagai indikator keefektifan kebijakan pemerintah. Naiknya CPI mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang akan menyebabkan turunnya harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
Tidak seperti indikator inflasi lainnya, yang hanya mencakup barang-barang produksi lokal, CPI juga mencakup barang-barang impor. Kelemahannya ada pada kecilnya jumlah sampel yang diambil. Para analis biasanya lebih fokus pada Core (Inti) CPI, varian dari CPI yang tidak mencakup komponen-komponen yang perubahan harganya paling tidak stabil. Core CPI dinilai lebih akurat dalam mengukur tingkat inflasi.

Consumer Confidence
Data ini mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap performa perekonomian. Pada umumnya, Consumer Confidence akan tinggi jika tingkat pengangguran rendah dan GDP tinggi. Data (perubahan) per bulan ini dianggap tidak berdampak signifikan pada tren secara keseluruhan.

Durable Goods Orders
Adalah data yang menghitung volume (dalam dollar) pesanan dan pengiriman barang-barang yang termasuk kategori tahan lama (barang yang usia manfaatnya 3 tahun atau lebih).

Factory Orders
Adalah data yang menghitung nilai (dalam dollar) pesanan (order) baru barang-barang tahan lama (durable) dan tak tahan lama (non-durable). Data ini memberikan laporan yang lebih lengkap daripada data Durable Goods Orders yang dirilis satu atau dua minggu lebih awal.

Data pesanan barang ini memberikan gambaran mengenai akan seberapa sibukkah sektor industri dalam beberapa bulan ke depan untuk memenuhi pesanan tersebut. Sehingga otomatis angka data yang lebih besar berarti semakin tingginya tingkat permintaan pasar. Artinya ekonomi akan semakin lebih baik.

Gross Domestic Product (GDP)
GDP mengukur nilai market barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara, tanpa mempertimbangkan kebangsaan perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa tersebut. GDP terdiri dari 4 komponen utama yaitu: tingkat konsumsi, investasi, pembelian-pembelian oleh pemerintah, dan total bersih ekspor.
GDP dirilis per kuarter, angka data ini menunjukkan persentase pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi dalam 3 rilis: 1) advanced – rilis pertama; 2) preliminary – revisi pertama; dan 3) final – revisi kedua dan terakhir. Revisi-revisi inilah yang biasanya berdampak signifikan bagi market.

Housing Starts & Building Permits

Housing starts adalah data bulanan yang menghitung jumlah pembangunan unit perumahan baru per bulannya. Sebagian besar data Housing Starts dikumpulkan dari jumlah aplikasi dan ijin (permits) untuk pembangunan rumah.
Data ini termasuk indikator utama. Pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian, memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.

Peningkatan bulanan yang melebihi perkiraan diartikan sebagai indikasi naiknya tekanan inflasi.

Institute for Supply Management (ISM) Index
Sebelumnya dikenal dengan NAPM, efektif berubah sejak Januari 2002.
Merupakan survei penting pada aktivitas manufaktur AS yang dilakukan oleh Institute for Supply Management (ISM). Laporan biasanya dikeluarkan pada hari pertama kerja pada tiap bulannya, menyediakan pandangan awal yang detail tentang sektor manufaktur sebelum dikeluarkannya laporan employment lain.
Survei ini dikenal dengan keakuratan timeliness (jangka waktu) nya, luasnya informasi yang ada, dan angka yang tertera pada headline-nya merupakan fungsi dari enam komponen utama : pembayaran harga, order baru, supplier, pengantaran, produksi, inventaris, dan employment. Perlu dicatat, ketiga komponen terakhir merefleksikan kekuatan supply (penawaran), sementara tiga komponen sebelumnya merefleksikan kekuatan demand (permintaan).
Dapat dilihat bagaimana trend relatif antara dua kelompok tersebut (supply dan demand) menggambarkan balance antar dua kekuatan tersebut, dan hal ini memberikan pandangan bagi kebijakan-kebijakan Federal Reserve.
Komponen pembayaran harga (Price Paid) secara luas diperhatikan karena komponen ini melibatkan unsur tekanan harga dalam sektor tersebut, angka 50 atau lebih mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang berkembang, sementara angka di bawah 50 menunjukan adanya penyusutan.

Industrial Production
Industrial Production adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production, komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca).
Peningkatan yang melebihi perkiraan pada indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga

Capacity Utilization
Capacity Utilization merupakan pelengkap dari data Industrial Production. Capacity Utilization menghitung tingkat penggunaan modal negara yang dipakai dalam proses produksi tersebut. Data ini naik-turun sejalan dengan siklus bisnis. Naiknya tingkat produksi akan menyebabkan naiknya juga data ini. Namun, sangat tingginya tingkat kesulitan dalam menyusun data ini menyebabkan market kurang mempercayai tingkat akurasinya

Peningkatan yang melebihi perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.

Leading Indicators
Adalah gabungan dari beberapa indikator ekonomi lainnya. Indeks ini disusun untuk mendapatkan sinyal tentang tren perekonomian yang lebih up-to-date (terkini) dan konsisten.

Money Supply
Adalah data yang menghitung jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Merupakan jumlah dari:
• Jumlah uang yang beredar dalam bentuk koin maupun kertas;
• Jumlah pinjaman dari bank, kepada perseorangan, perusahaan dan bank-bank lain;
• Jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah.

Para pakar moneter meyakini bahwa Money Supply ini adalah indikator yang bagus untuk memprediksi tingkat inflasi. Namun, korelasinya menjadi tidak dapat diandalkan sejak liberalisasi finansial pada tahun 80’an.

Non-farm Payrolls (NFP)
Jumlah tenaga kerja baru dari sektor non pertanian yang bekerja baik full-time maupun part-time yang mendapat upah/gaji resmi dari lebih dari 500 perusahaan swasta maupun publik.
Indeks ini mencerminkan kondisi sektor komersil & industri. Semakin tinggi nilainya mengindikasikan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi

Producer Price Index (PPI)
Adalah sekumpulan indeks yang menghitung tingkat perubahan harga jual barang dan jasa pada periode waktu tertentu yang diterima oleh para produsen domestik. PPI dihitung berdasarkan tiga area produksi : industri, komoditi, & produksi barang setengah jadi.
Singkatnya, PPI mengukur tingkat perubahan harga dari perspektif penjual.

Tidak sebagus CPI dalam mengindikasi tekanan inflasi. Tetapi karena memasukkan komponen barang-barang yang sedang dalam proses produksi, PPI seringkali dapat sekaligus memperkirakan CPI

Purchasing Managers’ Index (PMI)
PMI merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi unsur: Order, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti industri mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami kontraksi.
Indeks ini dinilai sebagai indikator penting dan dianggap indikator terbaik dalam mengukur tingkat produksi. Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.

Productivity
Mengukur perubahan dalam jumlah barang dan jasa yang diproduksi per unit. Menggabungkan input buruh dan modal. Harga unit dari komponen buruh adalah indikator yang berguna untuk mengukur tekanan terhadap upah. Pentingnya produktivitas telah berkembang beberapa tahun terakhir sejak Federal Reserve telah mulai memberi perhatian pada perkembangan trend dan tingkat inflasi.

Personal Consumption Expenditures – PCE

Kurang lebih sama dengan CPI, PCE adalah laporan (lebih tepatnya bagian dari laporan Personal Income) yang dirilis oleh Biro Analisa Ekonomi Departemen Perdagangan. PCE mengukur tingkat perubahan harga barang-barang dan jasa. Komponen data ini terdiri dari pengeluaran-pengeluaran rumahtangga kontan maupun kredit untuk semua jenis barang baik tahan lama, tidak tahan lama, maupun jasa.

Retail Sales
Data ini menghitung total penerimaan toko-toko ritel, tanpa memasukkan komponen pengeluaran untuk sektor jasa di dalamnya. Data bulanan ini menunjukkan persentase perubahan dari data bulan sebelumnya. Angka negatif menunjukkan jumlah penjualan menurun dari penjualan bulan sebelumnya. Revisi dari data yang sudah dirilis dapat menyebabkan fluktuasi harga yang cukup signifikan.

Trade Balance

Trade balance adalah selisih bersih dari nilai ekspor dan impor barang dan jasa suatu negara dalam suatu periode tertentu. Angka positif menunjukkan surplus (ekspor melebihi impor), negatif menunjukkan defisit (impor melebihi ekspor).

University of Michigan Consumer Sentiment Index
Adalah hasil survey tentang kepercayaan konsumen yang diselenggarakan oleh University of Michigan. Merupakan indikator kepercayaan konsumen Amerika yang paling banyak diperhatikan.
Kepercayaan konsumen adalah indikator penting bagi siklus bisnis karena menyajikan informasi penting tentang penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini dan harapan pada masa mendatang.
Data survey diambil dengan cara mengeposkan kuesioner ke 5.000 rumah tangga di seluruh negeri sebagai sampel yang mewakili, kurang lebih 3.500 diantaranya merespon. Kuesioner tersebut berisi 5 pertanyaan yaitu (1) rating kondisi usaha di lingkungan rumah tangga tersebut, (2) rating kondisi usaha dalam enam bulan, (3) ketersediaan lapangan kerja di lingkungan rumah tangga tersebut, (4) ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan, dan (5) penghasilan keluarga dalam enam bulan.
Consumer Confidence ini berhubungan erat dengan tingkat pengangguran, inflasi, dan penghasilan riil. Umumnya, kepercayaan konsumen tinggi jika tingkat pengangguran rendah dan tingkat pertumbuhan GDP tinggi.

Pasar-pasar finansial menerjemahkan naiknya angka indeks ini sebagai indikasi akan naiknya pula tingkat pengeluaran konsumen. Tingginya tingkat pengeluaran pada gilirannya nanti akan dapat memicu naiknya tingkat inflasi.

Unemployment Rate
Adalah persentase jumlah pencari kerja dibandingkan jumlah penduduk. Meski merupakan data yang sangat umum dikenal (karena simple dan ada implikasinya dengan politik), Unemployment Rate relatif kurang penting bagi market karena dianggap kurang akurat (seringkali terlambat dalam memberikan sinyal perubahan tren perekonomian).
Weekly Initial Jobless Claims
Adalah rata-rata per minggu jumlah klaim baru untuk mendapatkan tunjangan pengangguran. Data ini menyediakan laporan yang up-to-date, meski juga seringkali keliru, tentang tren perekonomian, dengan peningkatan (penurunan) pada data ini berpotensi mengindikasikan terjadinya pelambatan (percepatan) tingkat pertumbuhan tenaga kerja.

Karena dirilis mingguan, data ini bisa menjadi sangat sensitif dan fluktuatif. Para analis lebih memilih rata-rata pergerakan per 4 minggu dari data ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.